ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Memprihatinkan, Banyak Sekolah Tanpa Perpustakaan

March 26, 2013 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Perpustakaan merupakan sentra pendidikan maupun pengayaan ilmu pengetahuan bagi siswa maupun guru selaku pengajar. Memprihatinkan, banyak sekolah yang tidak memiliki perpustakaan sekolah.

“Kita akui masih banyak sekolah yang belum menyiapkan ruangan khusus untuk perpustakaan sekolah. Padahal, keberadaannya sangat strategis dalam pengayaan pengetahuan bagi siswa bahkan guru,” kata Kepala Badan Perpustakaan Kaltim Hj Sri Sulasmi Retno usai membuka Rapat Koordinasi Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Kaltim  2013 di Balai Pustaka II Badan Perpustakaan Kaltim, Senin (25/3).

Menurut dia, hasil survey 5.000 sekolah di Kaltim dari segala tingkatan dari TK/PUAD hingga SMA/SMK ternyata hanya 1.200 sekolah yang memiliki perpustakaan.  Sekalipun ada namun bahan/koleksi buku yang dimiliki masih sebatas buku kurikulum pembelajaran.

Padahal dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan telah diatur bahwa setiap sekolah wajib menyiapkan ruangan untuk perpustakaan serta mengalokasikan anggaran lima persen untuk mendukung pengembangan perpustakaan sekolahnya.

Karenanya, atas kondisi ini Badan Perpustakaan Kaltim mengimbau agar kabupaten/kota mampu memotivasi sekaligus memberikan pemahaman bagi setiap sekolah dimasin-masing wilayah  untuk menyiapkan ruangan untuk perpustakaan termasuk anggaran lima persen itu.

“Kabupaten/kota hendaknya mampu memotivasi satuan pendidikan di wilayahnya  agar secara konsekuen melaksanakan UU tentang Perpustakaan itu, khususnya penyiapkan ruangan dan alokasi anggaran lima persen dari anggaran sekolahnya untuk pengembangan perpustakaan sekolah,” harap Sri.

Ditambahkannya, perlu pula setiap perpustakaan sekolah menambah koleksi buku-buku selain buku kurikulum pembelajaran tetapi diisi dengan buku-buku cerita maupun bacaan tentang fiksi ilmiah dan metoda pengetahuan serta seni budaya maupun kehidupan sosial.

“Sehingga, siswa dapat mengembangkan pola pikirnya terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya selama proses belajar mengajar, termasuk guru dapat mengembangkan pola dan metode pembelajaran melalui buku-buku bacaan di perpustakaan sekolah,” jelas Sri Sulasmi.

Rapat Koordinasi Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Kaltim  2013 diikuti 50 peserta dari 14 kabupaten/kota dengan agenda evaluasi program kerja ATPUSI, penyusunan rekomendasi serta inventarisasi anggota. menghadirkan narasumber Ketua Umum ATPUSI Pusat Muhammad Ihsanuddin dan Kasi Saran dan Prasaran Disdik Samarinda Suwar. (vb/mas)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.