ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Petani Perlu Optimalisasi Lahan

March 14, 2013 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Optimalisasi penggunaan lahan pertanian akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas hasil pertanian, selain harus mempertahankan ataupun meningkatkan luas lahan  pertanian.

“Tidak kalah pentingnya saat ini adalah bagaimana upaya optimalisasi penggunaan lahan sehingga mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Apalagi dalam menghadapi permasalahan alih fungsi lahan di daerah kita dari tahun ke tahun yang semakin marak,” ungkap Wakil Gubernur Kaltim H Farid Wadjdy.

Menurut dia, saat ini program pembangunan pertanian dalam arti luas yang merupakan program prioritas daerah  menghadapi berbagai permasalahan khususnya bagi pengembangan kawasan pertanian akibat banyaknya alih fungsi lahan.

Kalau  harus mempertahankan ataupun meningkatkan/menambah luasan lahan pertanian masih sulit apalagi berhadapan pada kegiatan usaha lainnya (pertambangan batu bara).  Karena itu, mengoptimalkan penggunaan lahan menjadi salah satu faktor utama yang harus dilakukan petani.

Misalnya, selama ini dalam satu hektar lahan pertanian mampu berproduksi 4 hingga 4,5 ton gabah kering giling (GKG). Namun, melalui kegiatan optimalisasi lahan didukung teknologi ramah lingkungan mampu menghasilkan 5 hingga 6 ton GKG.

Sekarang ini lanjut Farid, sudah banyak ditemukan teknologi pertanian ramah lingkungan yang diterapkan guna memacu peningkatan produktivitas hasil pertanian. Terutama dalam upaya mencapai swasembada beras di daerah maupun nasional.

Disebutkan,  pada  2011 produksi GKG mencapai  552.616 ton sedangkan pada  2012 produksi menjadi 553.441  ton atau  meningkat sekitar 0,15 persen. Tahun lalu beberapa daerah mengalami surplus beras, yakni Penajam Paser Utara, Kutai Kartenagara, Bulungan dan Kutai Barat serta Malinau.

“Kaltim lebih optimis peningkatan produktifitas tanaman pangan khususnya beras akan dapat dicapai karena telah dikembangkan program rice and food estate di 10 kabupaten dengan luasan areal mencapai 200.000 hektar dari 320.000 hektar lahan potensial untuk pengembangan kegiatan pertanian tersebut,” yakin Farid.

Farid menambahkan, pengembangan pertanian di Kaltim tidak terlepas dari upaya Pemprov Kaltim melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan serta Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan, namun dukungan seluruh pemangku kepentingan (stakeholdrers) serta masyarakat sangat diperlukan guna keberhasilan pelaksanaan program prioritas daerah tersebut. (vb/mas)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.