Lonjakan Kasus Perundungan Jadi Perhatian Anggota DPRD Samarinda

May 22, 2025 by  
Filed under DPRD Samarinda

Share this news

SAMARINDA – Kasus perundungan dan kekerasan antar pelajar kembali mencoreng dunia pendidikan di Kota Samarinda. Keprihatinan mendalam disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menyusul insiden pengeroyokan seorang siswa SD oleh sekelompok pelajar SMP baru-baru ini.

Mohammad Novan Syahronny Pasie

“Ini bukan hanya persoalan tawuran biasa, tapi bentuk perundungan yang melibatkan anak-anak di bawah umur. Ironisnya, pelaku dan korban sama-sama masih duduk di bangku sekolah. Seharusnya mereka saling melindungi, bukan menyakiti,” ujar Novan, Kamis (22/5/2025).

Menurutnya, kejadian ini adalah alarm keras bagi semua pihak, bahwa pendidikan tidak cukup hanya mengandalkan kurikulum akademik. Pendidikan karakter, empati, dan adab harus ditanamkan sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.

“Sekolah tidak boleh hanya fokus mengejar nilai rapor. Mendidik anak menjadi pribadi yang berempati dan punya akhlak baik justru harus menjadi prioritas,” tegasnya.

Namun, Novan juga menekankan bahwa tanggung jawab membentuk karakter anak tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada guru. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mengawasi serta membimbing perilaku pelajar.

“Anak-anak meniru dari lingkungan terdekatnya. Jika mereka terbiasa melihat kekerasan di rumah atau di lingkungan bermain, perilaku itu akan terbawa ke sekolah,” tambahnya.

Untuk mencegah kasus serupa terulang, Novan mendorong penerapan langkah konkret seperti pendampingan psikologis bagi korban dan pelaku kekerasan, evaluasi program pendidikan karakter di sekolah dan pelibatan psikolog, konselor, dan tenaga kependidikan dalam penanganan masalah perilaku serta penguatan sinergi tiga pilar yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat.

“Kita tidak bisa menunggu korban berikutnya. Kekerasan meninggalkan luka yang bisa bertahan seumur hidup, baik bagi korban yang trauma maupun pelaku yang tumbuh dengan perilaku menyimpang,” tegas Novan.

Ia pun mengajak semua pemangku kepentinga mulai dari Dinas Pendidikan, pihak sekolah, orang tua, hingga tokoh masyarakat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang bebas dari kekerasan dan penuh dengan nilai-nilai penghargaan serta saling menjaga.

“Mari jadikan insiden ini sebagai titik balik. Pendidikan yang bermartabat hanya bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman dan saling menghargai,” pungkasnya. (mr)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.