Deteksi Dini Terorisme Dimulai dari Lingkungan Sekitar

June 5, 2025 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA — Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalimantan Timur (Kaltim), Sufian Agus menegaskan pentingnya peran ormas sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas dan mencegah masuknya paham radikal di tengah masyarakat.

“Ormas saya anggap sebagai mata dan telinga di lapangan. Dulu tercatat ada sekitar 3.000 ormas, setelah pendataan ulang kini terverifikasi hampir 1.000 ormas aktif yang bergerak di berbagai bidang seperti sosial, pendidikan, dan kesehatan,” ungkapnya saat membuka kegiatan Rembuk Merah Putih yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltim bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Acara ini berlangsung di Kampus Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI), Jalan Abul Hasan, Samarinda Kota. Rabu (4/6/2025).

Ia menjelaskan, deteksi dini terhadap potensi radikalisme bisa dilakukan mulai dari hal-hal kecil di lingkungan sekitar. Jika ada warga yang menutup diri, tidak ikut gotong royong, atau enggan bersosialisasi, itu bisa menjadi tanda awal.

“Di sinilah pentingnya ormas dan masyarakat untuk melaporkan hal-hal mencurigakan ke aparat terdekat seperti RT, kelurahan, hingga kepolisian,” ujarnya.

Ia menegaskan, upaya pencegahan jauh lebih penting daripada penindakan.

“Kalau sudah terjadi baru bertindak, itu artinya kita sudah terlambat. Pencegahan adalah kunci,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menciptakan rasa aman bagi daerah agar investasi bisa masuk dan pembangunan berjalan.Investor tidak akan datang ke daerah yang tidak aman. Maka dari itu, keamanan menjadi fondasi utama kesejahteraan masyarakat.

“Ini tanggung jawab bersama, termasuk generasi muda,” lanjutnya.

Selain itu, ia mengingatkan, Indonesia memiliki ideologi yang kuat dan menjadi perekat bangsa. Namun, kekuatan ini juga menjadi sasaran pihak-pihak yang ingin memecah belah. Serangan ke Indonesia bukan lagi dengan senjata atau bom, tapi menyasar generasi muda melalui budaya, ekonomi, hingga dunia digital. Karena itu, anak muda perlu diberi pemahaman dan dilibatkan dalam menjaga ideologi bangsa.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, santri pondok pesantren, jurnalis, dan perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam. Hadir sebagai narasumber, wartawan senior Kompas Jakarta, Willy Pramulia. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.