Pesut Mahakam, Magnet Wisata dan Pilar Ekonomi Biru di Desa Pela

July 5, 2025 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

Pesut Mahakan terlihat di peairan desa wisata Pela

KUKAR — Keberadaan pesut Mahakam di Sungai Mahakam bukan hanya menjadi kebanggaan ekologis Kalimantan Timur, tetapi juga menjadi penyangga utama ekowisata berbasis konservasi di wilayah pesisir, khususnya di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun.

Pada kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq ke kawasan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, Irhan Hukmaidy, menyampaiakan pesut Mahakam adalah simbol penting dalam penerapan ekonomi biru di daerah.

“Pesut bukan sekadar satwa endemik, tapi juga daya tarik wisata yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kalau tidak dijaga, bukan hanya ekosistem yang rusak, tapi juga peluang ekonomi masyarakat hilang,” ungkap Irhan, Kamis (3/7/2025).

Ia menambahkan, penguatan ekowisata berbasis konservasi harus dilakukan secara paralel dengan pengendalian pencemaran dan pelibatan masyarakat setempat. Aktivitas masyarakat di darat yang masuk dalam sektor ekonomi hijau pun harus dikontrol agar tidak berdampak buruk pada ekosistem air.

Menurut Irhan, integrasi antara ekonomi biru dan hijau sangat penting agar pembangunan berkelanjutan bisa terwujud.

“Kita tidak bisa bicara hijau-hijauan di darat kalau limbahnya masuk ke sungai. Perairan kita ikut rusak,” tegasnya.

Desa Pela kini menjadi bagian dari kawasan konservasi perairan, bersama beberapa wilayah lain seperti Bontang, Berau, Paser, dan Kutai Kartanegara. Di desa ini, pesut Mahakam telah menjadi ikon utama yang menggerakkan wisata edukatif. Konsep call to action juga diterapkan, mengajak wisatawan untuk datang tidak sekadar melihat, tapi juga berkontribusi menjaga alam.

Irhan menyebut, peran masyarakat, khususnya melalui Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), sangat strategis.

“Kalau tidak dibantu masyarakat, kita tidak mungkin bisa mengawasi 24 jam. Kesadaran kolektif itu penting,” ujarnya.

Adapun lima pilar ekonomi biru yang saat ini menjadi prioritas DKP Kaltim mencakup,  perluasan kawasan konservasi, sistem kuota penangkapan ikan, pengembangan budidaya berkelanjutan, pengawasan sumber daya laut dan perairan, serta pengendalian sampah plastik.

Meskipun wacana penangkaran pesut secara buatan belum mendapat arahan teknis dari pusat, Irhan menegaskan bahwa pelestarian habitat alami pesut tetap menjadi prioritas utama.

“Inti dari ekonomi biru itu adalah keseimbangan. Kita boleh memanfaatkan, tapi jangan sampai mengorbankan keberlanjutan lingkungan,” tutupnya. (lia)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.