ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

KIPI Maloy Harus Tetap Dilanjutkan

November 10, 2010 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA-vivaborneo.com, Kementerian Perindustrian RI sangat serius mewujudkan Maloy menjadi kawasan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical, sekaligus sebagai outlet crude palm oil (CPO) wilayah Kalimantan dan Indonesia Bagian Timur. Keseriusan dilakukan dengan memberi penegasan bahwa program nasional tersebut harus terus dilanjutkan.“Tahun ini kita boleh menyebutnya sebagai tahun konsep, tetapi 2011 program pengembangan klaster industri pertanian oleochemical ini sudah harus diwujudkan dalam bentuk implementasi,” kata Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Aryan Wargadalam di Hotel Grand Victoria Samarinda saat memimpin rapat koordinasi pengembangan klaster industri pertanian, Sabtu (6/11).

Penegasan Aryan Wargadalam juga dimaksudkan kepada dua provinsi lain yang dipercaya mengembangkan klaster industri nasional tersebut, yakni Provinsi Sumatera Utara dan Riau. Kedua pimpinan instansi terkait pengembangan klaster industri dari dua provinsi tersebut turut menghadiri rapat koordinasi ini.

Pesan penting yang disampaikan Aryan Wargadalam agar daerah penghasil minyak sawit yang ditunjuk menjadi klaster industri nasional tersebut tidak menghalangi rencana pengembangan klaster dengan konflik-konflik internal, antara pemerintah provinsi, kabupaten, masyarakat maupun dengan para investor. Sebab jika itu terjadi, maka sama halnya Kaltim menampik peluang dan memilih kerugian besar.

“Jangan sampai ribut terus di dalam, sementara daerah lain atau negara lain justru mengambil alih kesempatan itu,” tegas Aryan Wargadalam.
Dr Rudi Kusnandar dari Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy mengungkapkan bahwa Pemprov Kaltim sangat serius dengan rencana pengembangan klaster industri pertanian yang diyakini bakal menjadi bagian dari alternatif lokomotif ekonomi baru Kaltim, paska sumber daya alam tak terbarukan semakin berkurang dan habis,

Hal senada disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim, Ir H Rusmadi. Pengembangan klaster industri pertanian oleochemical menurut Rusmadi cukup realistis dan layak dilanjutkan. Pasalnya, dalam struktur makro ekonomi Kaltim saat ini terjadi ketidaksimetrisan sektoral antara nilai tambah produk bruto dengan tingkat penyerapan tenaga kerja.

Sebut saja, sektor pertambangan yang memiliki kontribusi terhadap PDRB yakni 45,8% pada 2008 (Rp315 triliun), hanya mampu menyerap 5,7% dari total pekerja yang tersedia di Kaltim. Sebaliknya sektor pertanian yang hanya menyumbang 5% terhadap PDRB Kaltim justru mampu menyerap tenaga kerja mencapai 33,87%.

Klaster industri ini diyakini Rusmadi akan sangat mendukung konsep agroindustri yang merupakan bagian dari visi Kaltim Bangkit 2008 – 2013. Kawasan industri dan pelabuhan intenasional Maloy tersebut diharapkan menjadi cikal bakal terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Indonesia Bagian Timur.

Kawasan ini tidak hanya akan menjadi penumpukan dan pengolahan minyak sawit (CPO), tetapi juga akan menjadi pengembangan industri berbagai produk turunan lainnya seperti margarin, minyak goreng, dan lainnya. Di kawasan ini juga akan dikembangkan industri dari hasil pertanian lainnya seperti karet dan kopi.

Rapat koordinasi juga dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Kaltim HM Nurdin,  Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim H Yadi Sabianor dan Kabid. Perindustrian Drs H Usdiansyah serta sejumlah pejabat instansi terkait dari Pemkab. Kutai Timur. Peserta rapat kemudian melanjutkan peninjauan menuju lokasi rencana pembangunan KIPI Maloy di Kutai Timur dengan perjalanan darat. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.