Forum Pemred SMSI Kaltim Dukung Pemberitaan Ramah Anak dan Perempuan

September 26, 2025 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA – Media bisa jadi penyembuh, tapi juga bisa jadi sumber luka baru. Karena itu, Forum Pemred SMSI Kaltim mendorong pelatihan khusus bagi redaktur dan Pemred agar lebih peka dalam memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menegaskan pentingnya etika dalam pemberitaan kasus kekerasan. Ia mengingatkan, pemberitaan yang salah justru bisa memperburuk kondisi psikologis korban.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum Pemred Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kaltim Endro S. Efendi mengatakan, selama ini sering mengingatkan media untuk berhati-hati menulis pemberitaan yang menyangkut anak di bawah umur.

“Pemred dan redaktur media di daerah ini sudah semakin paham dengan pentingnya pemberitaan ramah anak. Apalagi dengan berbagai pelatihan yang digelar untuk para wartawan di daerah ini,” kata Endro, Jumat (26/9/2025).

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Forum Pemred SMSI Kaltim yang juga Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kaltim, Tri Wahyuni. Menurutnya, isu pemberitaan ramah anak dan perempuan sudah menjadi agenda sejak awal pembentukan Forum Pemred SMSI Kaltim.

“Peningkatan kapasitas wartawan di bidang pemberitaan yang ramah anak, ramah perempuan, dan ramah korban kekerasan seksual memang sudah menjadi bagian dari agenda Forum Pemred. Jadi komitmen ini sejalan dengan yang disampaikan Pak Kadis Kominfo,” jelasnya.

Yuni menambahkan, media tetap memiliki tanggung jawab menyampaikan informasi ke publik tanpa mengorbankan martabat korban. Ini yang harus dijaga bersama melalui kolaborasi lintas lembaga dan komunitas pers.

Sebagai tindak lanjut, Forum Pemred Kaltim menyiapkan program khusus melatih redaktur dan pemimpin redaksi agar lebih peka dalam memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Program ini berlandaskan pedoman pemberitaan ramah anak dan perempuan yang telah dikeluarkan Dewan Pers maupun lembaga terkait.

“Media punya peran besar membentuk empati publik. Informasi boleh disampaikan, tapi korban tetap harus dilindungi,” tegas Yuni.

Ke depan, pelatihan ini juga akan melibatkan Diskominfo Kaltim dan Dinas Pemberdayaan Perempuan serta Perlindungan Anak (DP3A) untuk memperkuat kolaborasi perlindungan di tingkat daerah. (tan)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.

  • vb

  • Pengunjung

    902091
    Users Today : 1411
    Users Yesterday : 3380
    This Year : 750467
    Total Users : 902091
    Total views : 9584950
    Who's Online : 52
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-06