Akhiri Masa Jabatan, Madinah Siap Terus Membantu  Untuk Daerah

October 27, 2022 by  
Filed under Profile

Madinah

Santan Ilir– Kepala Desa Santan Ilir Madinah yg blm mengakhiri masa jabatan per tanggal 26 Oktober 2022. Di akhir masa jabatan, perempuan yang sudah 2 periode memimpin Desa Santan Ilir ini menyampaikan rasa terimakasih yang besar kepada seluruh jajaran perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa Santan Ilir.

“Selama 12 tahun menjabat, mungkin ada salah baik sikap dan kata yang mungkin saya lakukan. Ataupun masih banyak kekurangan dalam merealisasikan program kerja. Dengan kerendahan hati izinkan saya menyampaikan permohonan maaf,” ucapnya.

Madinah menyadari, dalam mewujudkan program kerja yang dibangun di daerah membutuhkan banyak proses. Dia mengharapkan, ke depan pemimpin yang terpilih akan dapat melanjutkan pembangunan daerah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat Santan Ilir.

Madinah mengatakan, kepedulian terhadap masyarakat akan tetap diberikan meskipun tidak lagi menjabat sebagai kepala desa. Dengan pengalaman yang sudah didapatkan semasa menjabat sebagai kepala desa, akan menjadi bekal untuk terus membantu masyarakat Santan Ilir dengan cara yang berbeda.

“Alhamdulillah selama menjabat sebagai kepala desa, banyak pengalaman yang didapat. Dan mengenal banyak orang yang begitu baik dan perduli dengan masyarakat. Sehingga bila ada kesempatan dia untuk terus berbuat memajukan daerah, dia  akan terus berupaya, ” ucapnya.

Rasa cinta Madinah kepada daerah memang begitu besar. Sejak kecil Madinah telah dididik menjadi wanita yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Terbukti selama menjabat sebagai kepala desa, Madinah berhasil menyediakan air bersih untuk memenuhi kebutuhahan masyarakat.

“Sebelumnya masyarakat hanya menggunakan air hujan dan air parit, Alhamdulillah pada tahun 2019 hingga 2021 masyarakat sudah dapat menikmati air bersih,” ucapnya.

Madinah bersyukur, saat menjabat dapat memberikan yang terbaik. Bukan hanya air bersih, pembangunan fisik seperti jalan dan bangunan. Madinah juga konsen memperhatikan kelompok petani dan nelayan. Dengan banyaknya bantuan yang sudah terealisasi dan termasuk dalam program kerja.

Beberapa kelompok tani mendapatkan bantuan pupuk, bibit, alat tangkap, kapal, mesin kapal dan lain-lain. Bantuan tersebut terbukti membantu para petani dalam mengembangkan usaha yang cukup banyak dirasakan. Dengan banyaknya bantuan yang diterima membuktikan keseriusan madinah untuk memajukan masyarakat.

“Beberapa bantuan yang didapatkan merupakan kolaborasi pemerintah dan swasta. Yang mana selama menjabat, dia terus berupaya memberikan yang terbaik. Dengan memperjuangkan hak masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan mereka, ,” ucapnya.

Madinah menyampaikan bahwa meskipun tidak menjabat sebagai kepala desa. Madinah tetap akan membuka komunikasi yang baik pada masyarakat. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak segan datang ke rumah.

“Pintu rumah saya akan selalu terbuka untuk masyarakat Desa Santan Ilir, baik yang ingin bersilaturahmi maupun berdiskusi dengan saya. InsyaAllah kedepan saya akan terus berupaya berkontribusi untuk daerah khususnya Desa Santan Ilir,” ucapnya. (Ria/vivaborneo.com)

Dua Kali Jabat Kades, Madinah Optimis Lanjutkan Program

September 8, 2022 by  
Filed under Profile

Madinah

SANTAN ILIR – Pemilihan kepala desa (Kades) serentak yang akan dilaksanakan pada 14 September 2022 di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak luput menjadi perhatian masyarakat. Pencoblosan yang dilakukan masyarakat secara langsung menjadi cara yang tepat dalam menentukan pemimpin yang diinginkan rakyat.

Dalam pesta demokrasi pilkades, akan ada 2 zona dengan 86 desa dari 16 kecamatan. Terdapat 133 orang calon kepala desa yang siap bertarung pada pilkades Kukar.

Salah satunya adalah Madinah, wanita cantik yang sebelumnya menjabat sebagai Kades Santan Ilir ini akan kembali bertarung. Putri dari H. Abdul Hamid seorang tokoh masyarakat yang juga pernah pernah menjabat sebagai Kades Santan Ilir selama 28 tahun sejak 1981-2010. Saat ditemui di kediamannya di Desa Santan Ilir, Rabu, (7/9/2022).

Madinah mengatakan, keinginan kembali maju bukan dilakukan tanpa alasan. Madinah merasa perjuangan dalam mewujudkan masyarakat Desa Santan Ilir yang maju, sejahtera dan berkeadilan masih harus terus diperjuangkan.

“Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasana serta menjalankan program yang telah dilaksanakan pemerintah desa sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RPJMDes) harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan,” ungkapnya.

Madinah juga menambahkan, pembinaan terhadap pemuda dan pemberdayaan perempuan harus terus digaungkan. Salah satu bukti perjuangan yang dirasakan masyarakat  dalam upaya meningkatkan kualitas hidup adalah bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUB) bidang perikanan di Desa Santan Ilir oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kukar.

Pada masa kepemimpinannya, Madinah terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui OPD terkait. Bahkan madinah seringkali menyampaikan aspirasi masyarakat dalam setiap kesempatan kepada kepala daerah selaku pejabat tertinggi di kabupaten.

“Saya selalu berkoordinasi dengan bupati, wakil bupati dan pemerintah daerah melalui OPD terkait, “ sambungnya.

Madinah berharap, dengan pengalaman selama 2 periode memimpin desa santan ilir serta pengalaman orang tua yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kades selama 28 tahun menjadi bukti keseriusan Madinah dalam memperjuangkan rakyat Desa Santan Ilir.

Madinah berharap, masyarakat akan memberikan hak suara dalam pilkades dengan datang ke TPS. Suara masyarakat menjadi penentu arah kebijakan dalam pembangunan desa yang lebih baik.(Ria)

Amenk, Putra Paser Geluti Seni Ukir dan Pembuatan Senjata Tradisional

August 27, 2022 by  
Filed under Profile

TANA PASER – Di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini, ada sosok pemuda yang  gemar menggeluti dunia seni ukir, pembuatan senjata tradisional dan pembuatan peralatan musik tradisional.

Muhamad Aminnudin atau yang kerap disapa Amenk,  putra daerah Paser yang mengoleksi ratusan mandau berbagai ukiran dan juga alat musik seperti gambus, sape dan gambang kayu.

“Ratusan mandau yang saya ukir sesuai dengan pesanan konsumen. Ada pesanan alat musik juga seperti gambus,sape dan Gambang kayu untuk pemain musik tradisional,”ucapnya, Sabtu (26/08/2022).

Dijelaskan Amenk , dalam membuat sebuah mandau menggunakan berbagai macam kayu. Mulai dari kayu muara wali, kapur, kayu bawang hingga boli. Untuk mata pisaunya menggunakan baja dan besi. Pembuatan ini dapat memakan waktu selama 1 Minggu hingga 1 Bulan pengerjaan, tergantung tingkat kerumitan pada bentuk ukiran di gagang dan kumpang(sarung) mandau.

Dijelaskan, bahan biasanya dipilih dengan kualitas kuat dan seratnya bagus. Bila diangkat tidak terlalu berat, seperti muara wali,kapur,boli dan kayu bawang.

“Pengerjaan biasa 1 Minggu sudah selesai untuk 1 mandau tapi kalo ukiran umum tapi biasanya konsumen ada yang meminta ukiran yang sangat rumit di gagang sama kumpangnya itu biasanya 1 bulan baru selesai,”jelasnya.

Amenk mengaku dari kecil suka menggambar ukiran motif Paser hingga gambar hudok. Setelah lulus SMA memutuskan untuk membuat mandau khas Kalimantan. Hingga sekarang mandau yang ia buat sudah dikirim ke berbagai provinsi di Indonesia maupun di luar negri seperti Malaysia dan Singapura.

Amenk mengatakan paling suka menggambar ukiran Dayak maupun Paser dan juga hudok. Sehingga  setelah lulus ia bekerja di salah satu sanggar seni  Sadurengas  di Paser sebagai pemain musik pedalaman dan pesisir.

“Dari hasil itu saya belikan peralatan untuk membuat Mandau dan alat musik daerah, Alhamdullilah Mandau saya sudah pernah di kirim ke Malaysia, Singapura dan provinsi di Indonesia,”ucap kelahiran tahun 91 tersebut.

Sebuah mandau biasanya dijual Rp800 ribu hingga Rp5 juta tergantung kesulitan dan bahan yang digunakan.

“Harga bisa lebih murah bila konsumen membawa besi sendiri,karena sekarang ini agak susah mencari bahan untuk mandau seperti rotan yang sudah agak jarang didapat,”katanya.

Ia melanjutkan ada perusahaan didalam maupun di luar daerah sudah kerja sama dengannya untuk membuat cendramata khas Paser.

“Ada beberapa yang sudah kerja sama dari dulu untuk pembuatan cendramata khas Paser,pungkasnya. (ADV/yun)

Berkat Pamsimas, Baju Sekolah yang Kekuningan Kini Putih Cemerlang

August 24, 2022 by  
Filed under Profil

Kualitas air Pamsimas Desa Saliki milik BUMDes Mekar Sejati setelah “dipecah” dengan cara aerasi bertingkat.

Seperti pada daerah pesisir umumnya di Kalimantan, lapisan bawah tanah memiliki sedimentasi lumpur yang berasal dari tumbuhan yang lapuk ribuan tahun yang lalu. Tumbuhan yang telah terjebak di dalam tanah ini menimbulkan bau tak sedap pada air. Selain itu kualitas air yang memiliki zat besi tinggi, warna airnya kuning kecokelatan.

Masyarakat Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, misalnya, telah merasakan air baku mereka yang tidak layak untuk digunakan mencuci pakaian apalagi untuk dikonsumsi.

“Kalau dahulu, anak-anak sekolah dari Desa Saliki ini dapat dibedakan dengan baju anak sekolah lainnya di Muara Badak. Karena baju putih kami warnanya sedikit kekuningan,” ujar Maria (41)  tertawa mengenang masa kecilnya saat bersekolah.

Wanita yang kini telah menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDN 002 Desa Saliki menceritakan, orang tuanya dahulu harus menampung air sumur  mereka dan dijernihkan dengan “obat air”. Jika endapan telah turun ke dasar bak penampungan, barulah air tersebut dapat digunakan.  Itupun jika digunakan pada kain berwarna putih, lama-kelamaan baju akan menjadi kuning kecokelatan. Kandungan minyak dan zat besi yang tinggi terlihat manakala permukaan air terlihat seperti  ada “lapisan pelangi”

“Jadi bak yang diberi obat air tidak  dapat langsung dipakai. Masih perlu waktu 1-2 hari untuk diendapkan. Jadi orang tua kita dulu harus memiliki bak penampungan yang banyak,” kenangnya.

Obat air yang dimaksud Maria adalah zat kimia bernama Aluminium sulfat yang memang dapat mengikat partikel-partikel kotor dalam air karena bersifat koagulan. Masyarakat umum mengenalnya dengan nama tawas atau istilah mereka “obat air”.

Kini, Maria dan keluarga merasakan manfaat keberadaan Pamsimas ini. Diakuinya saat ini pun ia memiliki dua bak penampungan besar yang setiap hari diisi dengan layanan air Pamsimas ini.  Kini Maria hanya perlu menyiapkan uang sebesar Rp 22 ribu hingga Rp 25 ribu untuk pemakaiannya selama sebulan.

“Setelah adanya fasilitas Pamsimas ini, anak-anak sekarang tidak lagi memiliki baju seragam berwarna kuning kecokelatan seperti kami dulu sekolah. Bahkan seragam anak-anak kini lebih putih dan cemerlang,” ujar Maria kembali tertawa.

Ketua BUMDes Mekar Sejati, Mansyur Amhas, menunjukkan bagaimana sistem injeksi penjernih air dengan beberapa kimia, diantaranya zat kaporit, penghilang kadar zat besi dan pembunuh kuman yang berbahaya bagi tubuh.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah memberikan banyak bantuan untuk pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Hingga tahun 2022, tercatat ada 46 Pamsimas yang tersebar di puluhan desa, termasuk di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, yang  diresmikan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah pada tahun 2018.

Kabupaten yang memiliki luas wilayah 27.267,10 Kilometer persegi (Km2) ini, memiliki 18 kecamatan. Kecamatan yang berada di pedalaman yaitu Kecamatan Loa Janan, Loa Kulu, Muara Muntai, Muara Wis, Kota Bangun, Tenggarong, Tenggarong Seberang, Sebulu, Muara Kaman, Kenohan, Kembang Janggut dan Tabang.  Sementara itu, beberapa kecamatan yang berada di pesisir yaitu Samboja, Sanga Sanga, Muara Jawa, Anggana,  Muara Badak, dan Marangkayu.

Kabupaten yang berada di pedalaman umumnya memiliki sumber daya alam batu bara dan bahan galian lainnya sedangkan kecamatan yang berada di pesisir umumnya banyak ditemukan kandungan minyak dan gas.

Menurut data Sensus Penduduk tahun 2020 Badan Pusat Statistik  Provinsi Kaltim, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sebanyak 734.485 jiwa yang tersebar di 18 kecamatan, 44 kelurahan dan 193 desa.

Cerita pendirian Pamsimas di desa Saliki, dituturkan oleh Kepala Desa Saliki Kecamatan Muara Badak, Saliansyah. Menurutnya, pada tahun 2016 dimulailah pengusulan pembangunan instalasi air bersih ini.  Dengan bantuan dari perusahaan saat itu VICO Indonesia sebesar Rp 208 juta untuk pembangunan pagar, bak penampungan, tower air, pompa, serta beberapa penyaring (filter) air.

Masyarakat penerima manfaat Pamsimas dikenakan retribusi air sesuai kubikasi pemakaian, yakni 1 – 10 meter kubik  sebesar Rp 2.500,- per meter kubik dan minimal pemakaian adalah 10 meter kubik atau Rp 25.000 perbulan. Kemudian jika pemakaian lebih dari 10 meter kubik maka kubik ke 11 dan seterusnya dikenakan retribusi sebesar Rp 3.500,- per meter kubik.

“Pamsimas Badak Mekar kini telah bisa mendiri bahkan bisa berkontribusi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Saliki. Pada tahun 2021 keuntungan Pamsimas Badak Mekar mencapai Rp 120 juta dan disetorkan sebagai PAD Desa Saliki sebesar Rp 24 juta,” jelasnya.

Menurunya, target Pamsimas ke depan adalah meningkatkan kapasitas air bersih dengan menambah sumur volume air bor dan menambah bak penampungan. Sehingga diharapkan dapat menambah kapasitas sambungan air dan jam distribusi air yang saat ini hanya 5 jam per hari, menjadi minimal 12 jam.

Selanjutnya, ujar Saliansyah, akan dilakukan replikasi program Pamsimas ini ke wilayah lain yang belum mendapatkan air bersih yakni di wilayah RT 5 dan 6 di lapangan Nilam dalam desa yang sama.

Sementara itu, Ketua BUMDdes Mekar Sejati,  Mansyur Amhas menjelaskan sejak pertama kali beroperasi, kapasitas Pamsimas ini telah mampu melayani hingga 400 rumah atau sekitar lebih dari 2 ribu jiwa.

Namun seiring dengan berjalannya waktu,  Pamsimas ini juga sudah harus melalui berbagai tahapan perawatan dan peningkatan peralatan agar mampu memberikan pelayanan yang lebih luas ke masyarakat.

Tingginya pemakaian masyarakat, sehingga pengelola memberlakukan dua jam operasi yaitu pada pukul 07.00-10.00 dan pukul 16.00-18.00. “Air yang kita proses setelah pukul 10.00 akan kita gunakan untuk operasional pada sore harinya, begitu seterusnya. Air proses malam untuk digunakan pada siang harinya,” jelas Mansyur.

Dengan kedalaman sumur bor 120 meter, diakui Mansyur jika air yang dihasilkan tidak dapat langsung diminum karena fasilitas Pamsimas ini hanya fasilitas air bersih, bukan untuk konsumsi langsung.  Apalagi kondisi air tanah di desa ini, masih bercampur dengan zat besi yang tinggi, mengandung sedikit minyak dan rasa yang sedikit berbau dan payau.

Diakuinya, untuk menjadikan air yang wilayahnya dekat dengan pesisir pantai ini layak dipakai, haruslah diperlakukan sedikit ekstra. Menara air setinggi 10 meter menjadi penanda jika air di sekitar Pamsimas masih berbau khas rawa-rawa.

Dengan menara yang memiliki empat kali penyaringan ini , air yang masih berbau “dipecah” oleh oksigen dengan sistem aerasi. Kemudian air dialirkan ke bak-bak penampungan dengan pencampuran beberapa bahan  kimia seperti kaporit (Calcium hypochlorite) untuk membunuh kuman, larutan  penjernih dan bahan kimia lainnya untuk menghilangkan kadar zat besi air.

Menurut Mansyur, kualitas air Pamsimas mereka setiap tahunnya dilakukan uji kelayakan agar air yang dihasilkan dapat digunakan sebagai air bersih dan dapat digunakan sebagai air minum bagi warga, melalui proses perebusan.

‘Dari Pamsimas ini kami juga memiliki usaha depot air minum isi ulang melalui proses ionisasi dan inframerah sehingga dari pemeriksaan laboratorium depot kami dinyatakan layak sebagai air minum isi ulang yang dapat langsung tanpa dimasak,” ujar Mansyur bangga.

Pamsimas yang diresmikan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah tahun 2018 ini telah menghabiskan dana sebesar Rp 356.635.667 juta, diantaranya  berasal dari dana APBN Rp 245 juta dan dana APBDes sebesar Rp 38 juta.

Head of Comrel and CID PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), Elis Fauziah.

Menanggapi keberadaan Pamsimas di area kerjanya,  Head of Comrel and CID PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), Elis Fauziah mengatakan ada beberapa program binaan PHSS di wilayah Kecamatan Muara Badak, diantaranya  usaha pemintalan tali bekas, usaha peternakan ulat maggot dan Pamsimas di Desa Saliki ini.

“Program Water Supply System (WSS) di Desa Saliki ini merupakan program kolaborasi dari program perusahaan, pemerintah kabupaten dan masyarakat melalui BUMDes Mekar Sejati Desa Saliki sebagai pengelola air bersih,” ujarnya.

Dijelaskan Elis, pada 2016 PHSS membantu pembangunan bak penampungan, pagar beton keliling, dan peningkatan water system treatment yang lebih baik lagi.

Diakuinya, bantuan yang  telah diberikan oleh Pertamina masih belum besar dengan apa yang telah  diberikan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. “Terpenting adalah apa yang telah kami diberikan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat,” ujarnya merendah.

Ditambahkan Elis, untuk tahap selanjutnya adalah replikasi program WSS di lapangan Nilam yakni untuk wilayah RT 5 dan 6 yang masih masuk dalam wilayah administratif Desa Saliki.  Strategi pendampingan nantinya, ujar Elis akan  menggunakan metode pendekatan partisipatif yakni perencanaan program menggunakan metode button up planning.

“Dimulai dengan melakukan survey social mapping, musyawarah rencana kerja, perencanaan strategis (renstra) dengan mengangkat potensi lokal sesuai karakter masing-masing tempat,” jelasnya.

Ada empat  bidang program corporate social responsibility (CSR) yang akan dan telah direalisasikan oleh PHSS yaitu pengelolaan bank sampah untuk program lingkungan, penyediaan air bersih, pendirian rumah literasi di Kecamatan Samboja yang merupakan program Pendidikan  dan Penyediaan Klinik Kesehatan Berjalan (mobile) serta bantuan modal usaha UMKM untuk bidang ekonomi.

Bahkan penyediaan air bersih bagi desa ini, PHSS berhasil meraih dua penghargaan Kategori Gold untuk aspek Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat pada “Indonesia CSR Awards 2020” yang diadakan pada 6 November 2020.

Kedua penghargaan tersebut diberikan kepada PT Pertamina Hulu Sanga Sanga  untuk Program Water Supply System (WSS) di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak dan Program Rumah Literasi Kreatif (Rulika) Bunga Kertas di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.

Indonesia CSR Awards 2020 merupakan ajang penghargaan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for Community Development (CFCD) bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan didukung penuh oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

“Sebagai salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia, PHSS berkomitmen untuk memastikan perusahaan dapat terus menghasilkan migas bagi Indonesia secara selamat dan berkelanjutan, serta menjalankan program-program CSR yang menghasilkan manfaat yang signifikan terhadap masyarakat,” ucap Ellis.(Penulis : Yuliawan Andrianto).

Kenalkan Kuliner Samarinda lewat Vlog, Cak Utha Ingin Bantu Lariskan Pedagang UMKM

August 14, 2022 by  
Filed under Profile

Tarunajaya Utama Putra (Cak Utha) saat beraksi di depan kamera. (ist)

SAMARINDA – Menjadi content creator di YouTube merupakan tren beberapa tahun belakangan. Lakon tersebut turut dijajal Tarunajaya Utama Putra, warga Ibu Kota Kaltim yang mengaku mencintai kuliner dan wisata khas Samarinda.

Lelaki yang akrab disapa Utha itu memulai mengunggah video di YouTube pada 2020 lalu dengan nama channel Cak Utha. Awalnya, ia membuat dua tema konten. Yakni podcast dan kuliner. Namun, menurut temannya, lebih baik fokus pada satu niche konten saja. Jika dicampur nanti YouTube bingung mau men-suggest-kan video kita ke penonton yang seperti apa. Kemudian saya putuskan fokus pada konten kuliner saja,” ucapnya saat diwawancara media ini beberapa waktu lalu melalui sambungan seluler.

Ia menyebut, Samarinda ini kaya akan kuliner yang enak dan variatif. Makanya Utha yakin tak akan kehabisan konten. Hal ini pun sejalan dengan tujuan ia membuat konten di dunia maya. Lelaki berbadan kekar ini ingin memperkenalkan wisata dan kuliner yang ada di Kaltim, terutama Samarinda supaya dapat lebih mendunia. Sebab internet merupakan area tanpa batas yang bisa diakses siapapun dan kapanpun juga. “Cukup ke Samarinda sudah bisa serasa keliling dunia. Maksudnya, hampir semua makanan dari Sabang sampai Merauke ada di Samarinda. Makanan Eropa dan Timur Tengah ada pula di sini. Video saya semoga menjadi referensi kulineran murah, enak, dan mantap di Samarinda bagi para turis,” papar lelaki yang bekerja sebagai pegawai honorer di Dinas Perhubungan Samarinda itu.

Untuk memproduksi video, ia hanya mengandalkan smartphone android yang dilengkapi microphone clip on kabel. Kemudian video disunting dengan aplikasi Kinemaster.

Dalam kontennya, Utha kerap mengungkap warung makan yang terpencil tapi ternyata masakannya enak, yang dalam istilah sekarang hidden gems. “Selain memperkenalkan kuliner Samarinda, juga ingin membantu memperkenalkan dan melariskan UMKM di Samarinda,” lanjutnya.

Namun perjalanannya sebagai vlogger pemula tentu tak selalu berjalan mulus. Pada saat pertama kali membuat video, ia mengaku sangat gugup dan malu. Ia kerap merekam melalui smartphone dari jarak 8 meter dan secara diam-diam dari warung.

“Saya takut mengarahkan kamera smartphone langsung ke wajah narasumber. Kalau mau bikin video harus cari waktu saat warung masih sepi. Tak berani bicara nyaring saat bikin video di depan orang banyak,” ungkapnya.

Setelah banyak berdiskusi dengan teman, saudara, dan istri, Utha menyimpulkan, kalau serius mau menjadi content creator, maka percaya diri adalah sebuah keniscayaan. Perlahan-lahan ia membangun kepercayaan dirinya. Hingga dalam beberapa bulan kemudian ia sudah menemukannya celahnya. “Intinya kalau mau percaya diri ya perbanyak bikin vlog saja, dan jangan lupa berdoa,” urainya.

Meski demikian, secara teknis lapangan ia mengaku kerap mengalami kendala. Semisal penolakan dari si pemilik warung. Kata Utha, penolakan itu lantaran si pemilik warung menolak karena takut warungnya bakal viral dan antre panjang.

Saat ini, channel YouTube-nya ada sebanyak 1.000 lebih subscriber dengan total 100 ribu lebih views. Untuk mencapai angka itu, ia mengaku butuh waktu setahun. Pertumbuhan channel-nya lambat, karena ia jarang upload. Dari 1.000 subscriber itu, penghasilannya masih 13 USD. Namun ia mengaku tak berfokus pada nominal uang dari adsense YouTube.

“Supaya subscriber channel saya naik, harus rajin upload, bikin thumbnail yang menarik, dan membuat judul yang bikin penasaran,” tuturnya.

Dari keseluruhan video yang telah di-upload, Balikpapan dan Tenggarong adalah lokasi syuting vlog kuliner terjauh baginya. “Ke Tenggarong meliput martabak India yang legend, di Balikpapan meliput bakso yang legend dan nasi kuning hidden gems,” kata Utha.

Menyantap berbagai jenis kuliner bukan berarti enak semua. Utha mengaku setiap mendapati makanan yang tak enak, ia tidak meng-upload video tersebut. “Prinsip saya, kalau makanannya tak enak, cukup tinggalkan saja. Diam, jangan kita kritik lalu disebar ke medsos. Saya tak tega melakukan itu. Bisa merusak rejeki orang. Makanya, yang masuk di channel YouTube saya pasti yang enak,” selorohnya. (hdd)

« Previous PageNext Page »

  • vb

  • Pengunjung

    899984
    Users Today : 2684
    Users Yesterday : 2949
    This Year : 748360
    Total Users : 899984
    Total views : 9555873
    Who's Online : 49
    Your IP Address : 216.73.216.55
    Server Time : 2025-12-05