ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Warga Pulau Harapan Miliki Masjid Baru

March 12, 2021 by  
Filed under Berita

Share this news

MUARA MUNTAI – Warga Desa Pulau Harapan, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (12/3/2021) tadi patut berbahagia. Warga desa yang mayoritas muslim ini memiliki masjid baru yang jauh lebih besar dan lebih megah.

Masjid baru di Jalan P Hidayatullah RT 04 Pulau Harapan itu diberi nama Masjid Dua Mas. Bukan berarti masjid ini berlapis emas. Namun, nama Dua Mas itu diambil dari potongan nama pendiri dan istrinya, yakni Haji Maswi dan almarhum Hajjah Masturah.

Pemukulan beduk yang dilakukan pendiri Masjid Dua Mas, Haji Maswi, menandai mulai difungsikannya masjid ini untuk beribadah. Usai peresmian, untuk pertama kalinya masjid ini digunakan untuk salat Jumat.

Menurut Ahmad Baihaki, salah satu panitia peresmian Masjid Dua Mas, masjid ini awalnya dibangun oleh Haji Maswi dengan dana pribadi. Tak kurang dari Rp 10 miliar, uang yang digelontorkan Haji Maswi untuk membangun masjid ini.

Selain itu, ada pula dukungan dari masyarakat setempat, hingga terkumpul sebanyak Rp 500 juta. Sehingga pembangunan masjid ini menghabiskan setidaknya Rp 10,5 miliar. Belum termasuk biaya lain-lain yang tidak tercatat.

Masjid ini dibangun sejak 2018. Setelah memerlukan waktu 2,5 tahun, akhirnya bangunan masjid ini selesai dan siap digunakan.

Kendala penyelesaian hanya persoalan mobilisasi material masjid. Sebab, Muara Muntai hanya bisa diakses oleh kendaraan air, alias kapal atau perahu. Sehingga tidak mudah mendapatkan material yang dibutuhkan.

Selain itu, karena pandemi Covid19, para pekerja yang sebagian besar dari Pulau Jawa, sempat tidak bisa kembali ke Muara Muntai, sehingga proses pembangunan juga tersendat.

Bangunan masjid seluas 20 x 20 meter itu, sebagian besar material memang didatangkan dari luar daerah, bahkan luar negeri.

Untuk beduk, pintu, hingga mimbar yang menggunakan bahan kayu berukir, didatangkan dari Jepara, Jawa Tengah. Untuk pemesanan hingga pengiriman memerlukan waktu hingga 4 bulan. Sementara lantai berupa batu granit, didatangkan dari Singapura.

Lantas, kenapa harus membuat masjid baru, sementara tidak jauh dari lokasi ini juga ada Masjid Baiturrahman? Ternyata, masjid tersebut dianggap sudah kurang layak lagi. Selain kapasitasnya tidak bisa lagi diperluas, masjid ini juga kerap banjir, ketika air Sungai Mahakam sedang pasang.

Jika banjir melanda, tidak sebentar. Masjid ini akan tergenang hingga 1 bulan. Jika sudah begitu, terpaksa masjid dibuatkan panggung dari kayu, agar bisa digunakan untuk salat.

Setelah ada masjid baru, belum diketahui, bangunan masjid lama akan digunakan untuk apa. Akan dilakukan musyawarah dengan warga untuk menentukan nasib masjid lama tersebut.

“Semoga adanya masjid ini. Menjadi sarana masyarakat mendapatkan tempat ibadah lebih luas dan nyaman. Karena, masjid yang ada sebelumnya sudah tidak layak lagi. Karena bangunan masjid lama sudah retak dan sering kali terendam banjir,” sebut anggota DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi, yang hadir dalam peresmian masjid tersebut. (*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.