ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

73 Armada Kapal Disiapkan Layani Angkutan Lebaran Kaltim

July 17, 2013 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Arus mudik lebaran menggunakan angkutan kapal diisyaratkan dalam kondisi aman. Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim bekerjasama dengan pihak terkait sudah menyiapkan 73 armada kapal dengan total kapasitas 37.792 penumpang untuk melayani penumpang selama arus mudik lebaran.

“Sebanyak 73 armada kapal dimaksud terdiri dari enam armada milik PT PELNI (13.906 penumpang), 22 armada kapal milik swasta (16.996 penumpang), dan 45 armada lainnya kapal jenis long boat (1.890 penumpan/42 penumpang pertrip),” sebut Kepala Dishub Kaltim, H Zairin Zain yang didampingi Kepala Bidang Perhubungan Laut, M Rijali di Samarinda, Rabu (17/7).

Ke enam armada milik PT PELNI dan 22 armada milik perusahaan pelayaran swasta tersebut nantinya akan melayani rute Balikpapan – Tarakan  – Nunukan  – Pare Pare. Berbeda dengan 45 armada long boat yang melayani rute angkutan laut jenis long boat seperti Tarakan – Tawau (Malaysia), Nunukan – Tawau, Pulau Bunyu – Tarakan, Nunukan – Tarakan, Sungai Nyamuk – Tarakan, dan Nunukan – Pare Pare (Sulawesi Selatan).

Menurut Zairin, keyakinan kecukupan armada kapal angkutan lebaran tersebut selain karena ketersedian armada yang cukup, juga karena berdasarkan perhitungannya tren pemudik yang memilih moda transfortasi kapal tiap tahun terus menurun. Penyebabbnya bervariasi, mulai dari karena selisih harga antara perjalanan laut dan perjalanan udara tidak terlalu banyak, hingga karena lama tempuh perjalanan yang terbilang lama.

“Sebagian calon penumpang yang saya jumpai mengaku lebih memilih naik pesawat lantaran cukup menambah beberapa ratus ribu saja dari ongkos naik kapal. Padahal untuk perjalanan dari Balikpapan ke Suarabaya atau Jakarta saja misalnya hanya butuh waktu satu hingga dua jam sudah sampai. Sedangkan naik kapal, waktu tempuhnya bisa di atas 16 jam, sehingga harus bermalan di kapal,” katanya.

Hal tersebut belum termasuk biaya konsumsi dan lain-lain selama perjalanan. Bukan mustahil biaya yang dikeluarkan untuk merjalanan menggunakan moda transfortasi laut lebih mahal ketimbang  moda transfortasi udara. Itu sebabnya banyak warga yang memiliki naik pesawat ketimbang harus naik kapal.

“Kalau angkutan laut yang memiliki alternatif jalur udara trennya menurun, tetapi kalau angkutan darat trennya naik terus. Ini karena jumlah penduduk terus bertambah, juga karena jalur darat lebih cepat ketimbang jalur air,” katanya.(vb/arf)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.