ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Dinas Kesehatan Samarinda Buka Pendaftaran Vaksinasi Covid-19

December 29, 2020 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – Beberapa hari ini beredar pesan singkat di berbagai group pesan WhatsApp terkait dibukanya pendaftaran untuk vaksinasi Covid-19 oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Masyarakat Kota Samarinda pun mempertanyakan kebenaran info ini dan sebagian meragukan efektivitas dan keamanan vaksinasi Covid-19.

Terkait dibukanya pendaftaran vaksinasi Covid-19 ini dibenarkan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismid Kosasih. Dijelaskannya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda telah membuka pendaftaran awal untuk vaksinasi Covid-19. Bekerja sama dengan Diskominfo, pendaftaran saat ini sudah bisa dilakukan secara online di laman website http://corona.samarindakota.go.id.

Dikatakan, pembukaan pendaftaran ini merupakan arahan dari pemerintah pusat. “Arahan dari pusat silakan mendata dulu, cuma kita belum tahu berapa vaksin yang didapat. Paling tidak yang pendaftaran awal ini nanti jadi bank data dulu,” ujar Ismid, (25/12/2020).

Meski begitu, Ismid mengaku belum menerima juknis rinci dari pemerintah pusat terkait kriteria penerima vaksinasi. Namun, pada pendaftaran awal ini dikatakannya, semua orang bisa mendaftar di laman website yang telah disediakan Pemkot Samarinda.

“Yang penting daftar saja dulu, nggak ada ruginya juga kan daftarnya gratis,” katanya.

Namun di tengah pengumuman pendaftaran vaksinasi Covid-19 tersebut, muncul pro dan kontra di masyarakat. Ada yang mendukung vaksin, dan ada juga yang meragukan keefektifan dan keampuhan vaksin Covid-19. Beberapa di antaranya bahkan menolak vaksin.

Seperti yang sampaikan Lia seorang ibu rumah tangga di jalan DI Panjaitan Samarinda yang meragukan vaksinasi covid-19 ini.

“Apakah vaksin ini efektif dalam menghilangkan covid-19, apakah vaksin ini aman digunakan?, tanya ibu anak 3 ini kepada vivaborneo.com.

Menanggapi hal tersebut Ismid meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin yang akan diberikan, karena jika sudah memasuki proses vaksinasi, maka pasti telah lolos uji klinis dan persyaratan lainnya.

“Vaksin itu nanti kalau sudah direkomendasi dari yang melegitimasi oleh BPOM artinya sudah melewati uji klinis dan lain sebagainya. Dan Insyaallah kalau orang yang divaksin itu dia akan mempunyai kekebalan,” imbuhnya.

Sementara itu, Dr. Endang Mariani, M.Psi – Koordinator Psikologi Bidang Medis Tim Koordinator Relawan Nasional Satgas Penanganan Covid-19, seperti dilansir KOMPAS.com (23/12) mengatakan bahwa sebagai awam tentunya kebingungan di tengah berbagai informasi baik yang berasal dari kelompok anti-vaksin maupun pro-vaksin merupakan respons yang wajar.

Hal Ini terjadi mengingat pandemi Covid-19 yang ditimbulkan oleh virus corona SARS-CoV-2 masih baru dan vaksin yang akan diberikan tentunya masih baru. Beberapa vaksin bahkan masih dalam fase penelitian dan uji coba.

Kendati demikian, sebagian besar kalangan medis dan WHO meyakini bahwa vaksin merupakan satu solusi yang diharapkan mampu menjadi upaya preventif maupun mitigasi untuk mencegah, memutus, ataupun paling tidak memperlambat proses transmisi dan penularan suatu penyakit, termasuk Covid-19.

Berbagai penelitian di luar negari termasuk di Indonesia menemukan bahwa lebih dari 50-60 persen masyarakat bersedia divaksin. Namun dengan catatan, sudah ada rekomendasi dari health care providers, keamanan vaksin terjamin, tidak membahayakan kesehatan, efek samping sangat minimal, dam efektivitas vaksin telah teruji berdasarkan bukti klinis.

“Saran yang mungkin dapat saya sampaikan (kepada masyarakat) adalah tetap tenang. Tidak perlu panik. Sabar dan bijaksana dalam menghadapi berbagai polemik seputar vaksin,” ucap Endang.

Justeru, kecemasan, ketakutan, kebingungan, kemarahan dan berbagai emosi negatif yang muncul akibat kesimpangsiuran informasi terkait vaksin, akan melemahkan imunitas tubuh.

“Sambil menunggu keyakinan terhadap vaksin terbentuk, sebaiknya tetap menjalankan protokol kesehatan 3M,” pesan Endang.

Disisi lain, Menurut Endang, bagaimana memberikan informasi kebijakan secara tepat agar kesadaran masyarakat terbentuk, merupakan faktor yang ikut menentukan.

“Khusus untuk Indonesia, dengan rentang keanekaragaman sosial dan budaya yang sangat bervariasi, meskipun perlu adanya kebijakan yang bersifat nasional, penerapannya sebaiknya dilakukan secara kontekstual dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Komunikasi publik dan pendekatan psikososial dan budaya, tidak dapat diabaikan,” ujar Endang.

Peran ilmu-ilmu sosial dan perilaku, seperti psikologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi menjadi sangat penting,aAdaptasi kebiasaan dan norma baru dan perubahan perilaku sosial, seperti disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M secara konsisten, tepat dan benar (proper), serta tetap menjaga imunitas tubuh adalah kunci agar terhindar dari kemungkinan terpapar virus penyebab Covid-19.

Vaksin merupakan instrumen penting untuk mengendalikan pandemi, vaksinasi juga harus dilakukan bersamaan dengan 3M secara konsisten. Dalam mencari informasi tentang vaksin juga harus berhati-hati, carilah informasi yang terpercaya karena di luar sana banyak beredar informasi hoax yang kurang bisa dipercaya. Masyarakat harus yakin apabila sudah ada izin dari Badan POM, vaksin itu nantinya sudah dipastikan kemanan dan efektivitasnya sehingga masyarakat, tidak perlu ragu. (hel/*)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.