ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Wapres Ma’ruf Amin : Insan Pers, Garda Terdepan Agen Perubahan Perilaku Masyarakat Demi Mencegah Penularan Covid-19

December 15, 2020 by  
Filed under Berita

Share this news

Vivaborneo – Wakil Presiden Republik Indonesia KH. Ma’ruf Amin memberikan dukungan kepada 4500 wartawan di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Program Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku, kerjasama Dewan Pers dan Satuan Tugas Penangan Covid-19. Insan Pers sebagai peserta program dapat menjadi garda terdepan agen perubahan perilaku, dalam menciptakan pemberitaaan yang menjunjung tingggi etika jurnalistik, serta pada akhirnya mampu membawa perubahan perilaku masyarakat demi mencegah penularan covid-19.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin pada kegiatan Pembekalan Wartawan sebagai Agen Perubahan Perilaku untuk penanggulangan pendemi Covid-19 yang digelar secara daring, kerjsama Dewan Pers dan Satgas Penangan Covid-19, Senin, 14 Desember 2020.

Hadir dalam webinar tersebut, Letjend TNI. Doni Monardo Ketua Satgas Penangan Covid-19 (Ketua BNPB), Muhammad Nuh Ketua Dewan Pers, Atas S Depari Ketua Umum PWI, DR. KH. Kholil Nafis Ketua MUI dan dipandu Agus Sudibyo Moderator dari Dewan Pers dan peserta Program Fellowship Jurnalisme Periubahan Prilaku di 34 Propinsi seluruh Indonesia.

“Saya mengapresisi positif, langkah kolabaoratif Dewan Pers dan Satgas Penangan Covid-19, melalui program Fellowship Jurnalisme dapat meningkatkan gotong royong antar elemen bangsa menghadapi pandemi covid-19, insan pers memiliki peran sentral sebagai kunci sukses penanganan pandemi covid-19 yang diupayakan oleh pemerintah, dunia akademisi dan dunia usaha,”kata Ma’ruf Amin.

Dikatakan lebih lanjut, pandemi Covid-19 merupakan fenomena peristiwa langka yang berdampak besar, sulit diprediksi, di luar perkiraan biasa dan menimbulkan berbagai ketidak pastian serta belum pernah dialami oleh satu pun bangsa di dunia. Informssi kredibel dan terpercaya tentu semakin diperlukan untuk menjamin arus informasi yang bebas dari penyalahgunaan informasi, mis informasi, dan dis informasi.

Pemerintah menyadari, agar akhir pandemi dari pandemi covid-19 dapat segera terwujud, diperlukan upaya perubahan perilaku masyarakat secara berkelanjutan, perilaku hidup bersih ini bukan hanya diperlukan sampai ada vaksin, namun diharapkan jadi budaya gaya hidup baru masyarakat Indonesia seterusnya.

Disinilah peranan penting pers dalam mencerdaskan masyarakat. Melalui pemberitaan yang edukatif, informatif akurat komprehensif dalam menggambarkan fenomena covid-19 dan berbagai dampaknya, sehingga masyarakat memahami cara melindungi diri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya secara tepat.

Termasuk program vaksinasi, menurut mantan ketua MUI ini, pers adalah garda terdepan dalam menginformasikan program vaksinasi secara luas. Pers perlu menyertakan data dukung dan penjelasan ilmiah para pakar sehingga mampu menumbuhkan kesadarandan keyakinan masyarat akan manfaat vaksin.

“Saya minta dukungan insan pers dalam kelancaran deseminasi vaksin, terus menyemarakkan semangat tagar #VaksinasiUntukNegeri, melalui pemberitaan pemberitan yang sesuai,”pinta Ma’ruf Amin.

Wapres Ma’ruf Amin berharap, segenap insan pers sebagai jurnalis perubahan perilaku dapat menjadi rujukan informasi utama serta mampu menghadirkan jurnalisme harapan bagi masyarakat agar tetap semangat, dan patuh terhadap protokol kesehatan, serta mengingatkan insan pers untuk tetapl menjaga diri selama bertugas, jangan kendor dengan protokol kesehatan, terutama saat melakukan peliputan ke daerah atau lokasi yang beresiko tinggi.

Hal senada disampaikan Doni Monardo ketua Satgas Penangan Covid-19, dimana satgas sangat terbantu dengan program ini. Menurutnya, sebelum ada program ini sangat banyak sekali berita yang menyimpang dari fakta dan kenyataan, satgas kesulitan membatah dan mengkoreksinya, tapi sejak 3 bulan terakhir ini, jika ada berita hoax seputar covid-19, satgas dibantu wartawan peserta program fellowship jurnalisme untuk meluruskannya.

“Kami berterimkasih atas bantuan wartawan yang juga sebagai relawan untuk membantu masyarakat menghadapi covid-19 ini, kami mohon kepada Bapak Wapres, agar program ini bisa berlanjut, tahun depan hingga 2021,”harap Jenderal TNI Bintang Tiga ini.

Sementara itu, Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh mengatakan dalam program fellowship jurnalisme, insan pers memberikan kontribusi dengan tujuan adanya perubahan perilaku protokol kesehatan tanpa syarat, meningkatkan kualitas kesehatan imunitas kita, meningkatkan doa kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, serta perilaku untuk saling memberi dan berbagi.

“Kita harus melakukan transpormasi, dari saya menjadi kami, dari kami menjadi kita, kita bangun kebersamaam menghadapi masalah yang sungguh berat ini,”kata mantan Menkominfo era presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, seraya meminta kepada Wapres Ma’ruf Amin agar program fellowship jurnalisme dapat dilanjutkan ditahun 2021.

Ketua PWI Atal S Depari mewakili insan pers mengungkapkan kebahagiaanya, dengan berkenannya Wapres Ma’ruf Amin bersedia hadir pada pertemuan secara daring ini, yang dikuti antusias wartawan, dan mereka tiap hari memberitakan protokol kesehatan 3M, wartawan garda terdepan dalam ubah laku dimansyarakat dengan kampanye prokes dan mengawasi pelaksaaan prokes.

Dikatakan, covid-19 belum berakhir, vaksin mulai datang bertahap, namun kampanye perubahan perilaku tidak boleh berhenti, pers tetap harus bekerja. Diapun berharap program fellowship tetap berlanjut. Kedisiplinan prokes belum secara penuh dilaksanakan publik, seperti yang diharapakan. Untuk itu wartawan tetap perlu mengambil peran kontribusi dalam menggalakkan perilaku hidup sehat masyarakat. “Besar harapan kami periode program yang berakhir Desember 2020, bisa diperpanjang hingga Maret 2021,”harap Atal. (Hel)*


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.