Dispora Kukar Dorong Peserta Jambore Terapkan Ilmu Lapangan di Gugus Depan

Tenggarong – Dispora Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan bahwa keberhasilan kontingen pada Jambore Gerakan Pramuka Tingkat Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya dinilai dari keikutsertaan dalam kegiatan, tetapi dari sejauh mana para peserta mampu menerapkan pengalaman yang diperoleh ketika kembali ke gugus depan masing-masing.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni, yang memaknai bahwa inti dari Jambore yakni terletak pada proses transfer pengetahuan setelah peserta pulang.

Maka dari itu Jambore merupakan ruang belajar terbuka yang memberi peserta pengalaman lapangan yang tidak selalu ditemui dalam kegiatan rutin. Karena itu, pengalaman tersebut harus menjadi bahan pembinaan lanjutan di tingkat Kwarran hingga gugus depan.

Yang lebih penting dari sekadar hadir adalah bagaimana ilmu yang dibawa bisa menumbuhkan pembinaan di bawah,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).

Aji Ali menilai setiap peserta membawa pulang pelajaran berbeda, seperti kepemimpinan regu, kemampuan memecahkan masalah lapangan, serta pola kerja sama tim dari berbagai daerah. Pengetahuan ini, katanya, tidak boleh berhenti pada individu, tetapi harus diturunkan kepada anggota lain agar manfaatnya menyebar lebih luas.

“Jika hanya mereka yang merasakan manfaatnya, nilai Jambore tidak akan hidup. Tetapi jika diturunkan ke adik-adik lain, pembinaan akan tumbuh,” tegasnya.

Ia berharap pengalaman di Jambore dapat memperkaya metode latihan di sekolah maupun gugus depan. Materi teori yang biasa diberikan pembina dapat diperkuat dengan praktik nyata, seperti teknik survival, manajemen tenda, pembagian logistik, dan cara berkomunikasi dalam tim.

Praktik lapangan seperti inilah yang menjadi pembeda antara peserta yang hanya hadir dan peserta yang benar-benar menyerap manfaat.

Dengan proses berbagi pengetahuan yang berjalan dari peserta ke anggota lainnya, Dispora optimistis kualitas pembinaan Pramuka di Kukar akan meningkat dari tahun ke tahun. Bagi Dispora, Jambore bukan penutup kegiatan, melainkan awal dari pengalaman yang harus dirawat dan diteruskan.

“Ketika peserta kembali dan membagikan ilmunya, kita sedang membangun generasi Pramuka yang kuat dari akar terdekatnya,” tutupnya. (Adv/Dispora Kukar/Rd)

---