Normalisasi Sungai Terkendala Lahan

June 11, 2025 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

SAMARINDA – Upaya penanggulangan banjir di Kota Samarinda menghadapi tantangan besar akibat belum tuntasnya pembebasan lahan di sejumlah titik krusial. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 8 miliar tahun ini untuk program normalisasi sungai sebagai langkah mengurangi genangan yang kerap terjadi.

Sungai Karang Mumus (SKM) kembali menjadi fokus utama program ini, selain beberapa anak sungai lain yang bermuara ke Sungai Mahakam. Namun, dua titik yang dinilai sangat penting masih terhambat persoalan lahan, yakni kawasan jembatan Jalan PM Noor dan bantaran sungai di Jalan A. Yani, Kelurahan Temindung Permai.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR-Pera Kaltim, Runandar, melalui Kepala Seksi Sungai-Pantai, Fadly Kasim, menegaskan, kedua titik tersebut tergolong paling krusial.

“Di PM Noor banyak rumah yang berdiri di bantaran sungai, menyebabkan lebar aliran sangat sempit. Begitu juga di Jalan Pemuda. Padahal dua-duanya sering tergenang cukup lama,” ungkapnya, Selasa (10/6/25).

Menurut Fadly, koordinasi dengan Pemerintah Kota Samarinda telah dilakukan guna mendorong percepatan pembebasan lahan. Ia menyebut, jika lebar sungai di dua titik itu bisa dikembalikan sesuai standar ideal, maka potensi genangan bisa ditekan secara signifikan.

“Kalau dari segmen Jembatan Gelatik ke hilir itu relatif aman. Sudah tidak ada bottleneck (bagian sempit yang membatasi aliran). Justru yang di hulu ini harus jadi prioritas. Karena kalau tidak dibuka, air tetap tertahan dan kembali membanjiri pemukiman,” jelasnya.

Ia pun berharap perhatian pembebasan lahan tidak hanya terpusat di kawasan Bandara APT Pranoto.

“Kami tidak bilang kawasan bandara tidak penting, tapi di sini lebih mendesak. Dampaknya langsung terasa ke daerah Bengkuring dan sekitarnya,” tegasnya.

Saat ini, tim teknis masih mengecek kesiapan lapangan untuk pelaksanaan normalisasi. Program yang telah berjalan sejak tahun sebelumnya ini akan tetap dilanjutkan, dengan fokus utama pada wilayah-wilayah sungai besar di Samarinda. (yud/adv)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.