ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Produksi Susu Koperasi SAE Pujon Turun 40 Persen

June 10, 2022 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

MALANG – Penyebaran penyakit mulut dan kuku ( PMK) pada  sapi perah berdampak menurunnya produksi susu di Koperasi SAE Pujon,  Kabupaten Malang, Jawa Timur hingga 40 persen.

” Penurunan produksi itu terkait dengan banyaknya kematian hewan ternak sapi perah hingga membuat produksi susu segar anjlok,” tegas Humas Koperasi susu SAE Pujon Suyono dikonfirmasi di kantornya, Kamis (9/6/2022).

Disebutkan, produksi susu koperasi SAE sebelum kasus PMK mencapai 117 Ton liter perhari, kini hanya mampu menghasilkan 40 – 45 Ton liter saja.

“Sementara jumlah populasi ternak sapi perah anggota Koperasi susu SAE yang tercatat 18 ribu ekor. Sekarang saya tidak tahu lagi, karena setiap hari selalu ada laporan sapi mati,” ungkapnya sambil memegang kepalanya dengan sedih.

Suyono mengharapkan agar Pemerintah memikirkan kondisi peternak yang kehilangan ternaknya. Seekor sapi perah yang sudah berproduksi bisa seharga sekitar Rp. 50 Juta.

“Bayangkan kalau peternak mempunyai minimal 5 ekor sapi sampai ratusan ekor mati, bisa dihitung berapa kerugiannya ,” papar Suyono.

Ia mengharapkan agar Pemerintah bisa memberikan  ” BLT ” untuk korban PMK yang ada di Indonesia seperti layaknya kasus Covic-19.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Nur Cahyo, menyebutkan penularan penyakit itu bisa melalui udara, penularan antar ternak, peralatan, transportasi, pakan dan faktor peternaknya.

“Dampak PMK membuat produksi susu segar merosot drastis,” ungkap Nut Cahyo.

Kebanyakan sapi yang terpapar PMK jenis perah. Ada sapi pedaging yang juga tepapar, akan tetapi jumlahnya lebih sedikit. Sejauh ini, wabah PMK di Kabupaten Malang yang merupakan daerah produsen susu nasional berdampak serius pada pasokan ke industri pengolahan susu.

Penurunan produksi susu itu lantaran sapi yang terserang PMK sebanyak 2.368 ekor. Sapi-sapi itu terbanyak di wilayah barat Kabupaten Malang, yaitu Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon.

Pendataan terkini, lanjutnya, PMK juga menyerang hewan ternak berkuku belah selain sapi, yaitu kambing, kerbau, kuda dan babi.

“PMK yang menyerang kambing itu gejala klinisnya tidak kelihatan, berbeda dengan sapi yang masa inkubasi virus 1-14 hari sudah terlihat,” ujarnya.

Pemkab Malang sudah melakukan berbagai upaya mulai mengedukasi masyarakat, penyemprotan kandang dan pengobatan pada hewan ternak yang terpapar PMK. Adapun vaksinasi belum dilakukan karena vaksinnya harus impor. Kendati wabah PMK sudah ditetapkan status bencana, tetapi  peternak belum mendapatkan bantuan apa pun selain obat bagi hewan ternak  mereka yang sakit.

Peternak yang sapinya mati tidak mendapatkan bantuan. Namun, Pemkab Malang akan mendata peternak yang mengikuti asuransi usaha  ternak sapi sehingga risiko wabah PMK ini bisa dimintakan klaim. (buang Supeno)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.