Swasembada Pangan Kaltim Terganjal Irigasi, Pemerintah Siapkan Langkah Strategis

June 11, 2025 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

SAMARINDA – Di tengah optimisme menuju swasembada pangan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi tantangan klasik yang tak kunjung tuntas: persoalan irigasi dan kekeringan lahan saat musim kemarau. Padahal, ambisi menjadikan Kaltim sebagai daerah mandiri pangan sudah mulai dirancang serius, menyusul kunjungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ke Benua Etam awal Mei lalu.

“Kami optimis Kaltim bisa mandiri secara pangan. Tak perlu lagi bergantung pada suplai dari luar daerah,” tegas Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, Selasa (10/6/2025).

Saat ini, produksi pangan Kaltim telah mencapai 3,8 juta ton dari berbagai sektor pertanian. Namun kapasitas tersebut dinilai belum maksimal karena lemahnya infrastruktur pendukung, terutama jaringan irigasi.

“Fokus kami adalah memperkuat jaringan irigasi dan mengatasi persoalan klasik: air,” ucapnya.

Kondisi geografis Kaltim yang kaya akan aliran sungai ternyata belum menjamin keberlangsungan irigasi ke lahan-lahan pertanian. Di musim kemarau, banyak sawah kekeringan karena distribusi air tidak merata. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah merancang solusi teknis seperti penyediaan pompa air di titik-titik rawan kekeringan agar petani tetap bisa panen secara optimal.

Tak hanya itu, pemerintah juga membuka kemungkinan cetak sawah baru yang lebih dekat ke sumber air alami. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi distribusi air dan memperluas lahan produktif secara strategis.

Dukungan dari pemerintah pusat pun mengalir. Kementerian Pertanian siap menggelontorkan anggaran Rp500 miliar untuk pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan), yang akan mempercepat modernisasi sektor pertanian di Kaltim. Pemprov Kaltim juga menggandeng sektor swasta untuk mendukung swasembada pangan,

“Kami sangat terbuka bagi pemodal. Kalau ada yang serius ingin berinvestasi, lahannya kami siapkan,” ujar Seno. Pemerintah menyediakan lahan potensial antara 500 hingga 6.000 hektare untuk pengembangan pertanian modern.

Saat ini, dari sekitar 46 ribu hektare lahan sawah di Kaltim—yang tersebar di Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Kutai Barat—baru 26 ribu hektare yang masih aktif. Artinya, terdapat sekitar 20 ribu hektare lahan tidur yang bisa dioptimalkan untuk mencapai target besar ini.

Dengan strategi yang tepat dan sinergi pusat-daerah, Kalimantan Timur memiliki peluang untuk bangkit sebagai lumbung pangan baru Indonesia. Namun semua itu akan sangat bergantung pada keberhasilan mengatasi tantangan paling mendasar, yaitu air. (yud)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.