ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Warga Desa Oro-Oro Ombo Berharap Kereta Gantung Dapat Tingkatkan Kesejahteraan

June 3, 2022 by  
Filed under Serba-Serbi

Share this news

BATU – Kawasan Rest area Jalibar (Jalan Lintas Barat) Desa Oro- Oro Ombo  Kota Batu, sebentar lagi akan menjadi pusat keramaian baru setelah Alun- alun Kota Batu.

Betapa tidak. Komisaris Utama (Komut) Amon Tani Foundation (ATF)  Tomi Sugiarto telah memutuskan kawasan rest area Jalibar Oro-Oro Ombo akan dijadikan mains Stasion Cable Car (terminal Kereta Gantung) pegunungan yang pertama di Indonesia.

Kepala Desa Oro-Oro Ombo Wiweko ketika dikonfirmasi membenarkan pernyataan Komut ATF tersebut. Ia bersama Produsen Cable Car Doppelmayr Han R.Jost sudah melakukan survei  dan menentukan lokasi yang nantinya akan dipergunakan sebagai terminal dan stasiun kereta gantung yang  berada di titik ketinggian 800 – 900 dpl dekat kawasan hutan Perhutani

“Mereka sudah melihat dan menentukan titik yang diambil sebagai lokasi terminal dan stasion kereta gantung yang ada di lahan tanah kas desa Oro- Oro Ombo yang terletak di atas ketinggian 800 – 900 dpl berdekatan dengan hutan milik Perhutani,“ tegas Wiweko ketika bersama staf dan wartawan Vivaborneo.com meninjau lokasi.

Lahan yang dipilih sebagai terminal dan stasiun pemberhentian serta pemberangkatan penumpang kereta gantung, berada di lahan yang selama ini dikelola Kelompok Tani Hutan ( KTH ) Panderman Batu.

Di lokasi yang akan dipergunakan sebagai terminal dan pemberangkatan kereta gantung, memiliki pemandangan yang sangat indah. Terlihat jelas  mulai Gunung Kawi, Arjuno dan pemukiman penduduk dan perhotelan dari puncak lokasi terminal.

Pendek kata, bisa menikmati pemandangan Kota Batu dari Gunung Panderman. Suasananya segar dan sejuk. Pemandangan hijau di mana-mana.

Rencana terminal kereta gantung berada di pinggir jalan raya sekitar 10-15 menit dari Kota Batu, meski untuk menjangkau objek wisata rest area Jalibar dan kereta gantung ini jalannya naik turun dan meliuk-liuk.

Rest area Jalibar termasuk bagian dari tanah kas desa Oro-oro Ombo Kecamatan Kota Batu. Lahan bengkok (tanah Kas Desa) desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu seluas 40 Hektar. Sementara, 10 hektar  dikerjasamakan dengan KTH Panderman untuk kegiatan wisata, yang selama ini dikenal dengan edukasi wisata terkait pelestarian lingkungan dengan nama “AMKE“ (Area Modal Konservasi dan Edukasi) Batu memiliki sekitar 10 edukasi, objek wisata ini yang dirintis sejak 2018 lalu.

Kepala desa Oro- oro Ombo Wiweko menyebutkan lahan yang disediakan untuk terminal kereta Gantung, disediakan antara 4- 5 hektar sesuai kebutuhan dari lahan kas desanya. Sistem kerjasama Usaha sesuai yang diatur dalam Permendagri No.1 tahun 2016 tentang kerja sama pemanfaatan dan memakai acuan Perwalikota Batu yang terbaru kerja sama desa dengan pihak ketiga.

Kepala desa Oro- oro Ombo Wiweko menyebutkan lahan yang disediakan untuk terminal kereta gantung, disediakan antara 4- 5 hektar dari lahan kas desanya.

Pembina AMKE sekaligus Penyuluh Kehutanan Sri Asih menyebutkan, AMKE mendapatkan lahan seluasnya 10 hektar. Lahan ini merupakan Tanah Kas Desa (TKD) Pemdes Oro-Oro Ombo yang dikerjasamakan dengan warga dengan sistem bagi hasil. Komposisinya 30:70. Warga mendapat 70% namun tidak semua warga, mereka yang mengelola adalah warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Panderman.

Dikatakannya awalnya, pengelola wisata ini hanya terdiri dari 32 kelompok tani, tetapi kini berkembang menjadi 72 kelompok.

Wanita yang membina dari awal berdirinya AMKE ini menceritakan saat ini AMKE makin berkembang menjadi kampung wisata dan edukasi. Kondisi ini membawa berkah bagi warga sekitar. AMKE juga melakukan banyak aktivitas seperti budidaya jamur, pengembangan kandang komunal untuk hewan seperti kambing, pembuatan pupuk organik, edukasi pembibitan, tanaman porang, sereh merah, jahe dan empon-empon.

Di sana juga terdapat Rumah Jamur, kampung edukasi batik dan eco print, healing forest, terapi alam aromatic sereh wangi, edukasi herbal dan HHBK center dan saung bumi perkemahan.

“Tujuan kami, tempat ini sebagai tempat untuk belajar, penelitian, serta studi banding. Dan yang terpenting adalah pelestarian lingkungan dan pemberdayaan perekonomian warga,” ujarnya.

Sejak satu bulan ini, AMKE kembali didatangi banyak warga. Pelan-pelan pemasukan mulai mengalir. Warga yang berjualan mendapat berkah. Bibit tanaman juga mulai terserap pasar.

“Di sini ada kafe dengan hidangan khas, seperti bakso, siomay, es krim dari porang. Ke depan rencananya kami juga akan kembangkan tempat pengolahan hasil panen jamur, diolah jadi makanan jadi agar langsung bisa dinikmati pengunjung,” katanya.

Tahun 2021, KTH Panderman menjadi juara Pertama Tingkat Nasional dari Kementerian Kehutanan demikian juga Penyuluhnya Sri Asih sebagai penyuluh kehutanan terbaik Nasional.

Ia tidak mempermasalahkan lahan yang sudah dibangun selama 5 tahun harus dibongkar untuk kegiatan terminal Kereta gantung. Sri Asih dengan lantang mengungkapkan rasa bangganya jika lahan yang selama ini dikelola untuk edukasi dan wisata justru dipilih untuk pengembangan wisata.

“Kami bangga, kegiatan kereta gantung tujuannya untuk meningkatkan potensi wisata, sehingga kami bisa bersinergis untuk meningkatkan kesejahteraan warga yang selama ini mengelola lahan,“ ungkapnya.

Kades Oro-Oro Ombo Wiweko menegaskan, kegiatan pembangunan kereta gantung (Cable Car ) tidak mengganggu aktivitas konservasi lahan yang selama ini dilakukan KTH Panderman. Justru pihak pengelola Kereta gantung akan meningkatkan dan menambahkan tanaman yang dianggap kurang subur.

“Sudah ada pernyataan dari Komisaris Utama Among Tani Foundation, bahwa kegiatan kereta gantung tidak akan mengganggu kondisi tanaman, jika ada tanaman terkena proyek akan dipindah lokasinya, bila perlu akan menambah jumkah tanamannya“ tambahnya.

Wiweko menambahkan pembangunan kereta gantung yang nantinya akan dibangun di tanah kas desa Oro-oro ombo, diperkirakan diatas lahan sekitar 4-5 hektar, akan berdampak positif bagi warganya. Karena akan banyak peluang kerja yang bisa dimanfaatkan juga peluang ekonomi dengan mendirikan warung kuliner dan aktivitas lainnya. (Buang Supeno)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.